Malam ini begitu senyap, pukul satu malam.
Memikirkan hal yang entah kenapa selalu aja terngiang-ngiang di pikiran. Ya,
ini bukan hanya tentang aku yang didesak atau terdesak, tapi ini tentang diri
aku sendiri. Ketika aku mulai berpikir bahwa “mi, lo udah dewasa. Udah saatnya
lo pindah level dari posisi sekarang, udah saatnya lo buat suatu keputusan
besar dalam hidup lo, once in a lifetime”.
Ketika aku merasa bahwa, “rasanya aku udah ga pengen main-main lagi, aku mau
jadi orang yang lebih baik lagi, terus dan terus lebih baik, dan aku ingin semua
itu bisa konstan.” Oke, sekarang aku sadar. Aku BUTUH seseorang yang bisa
ngingetin itu semua, yang bisa ngajak aku untuk terus memperbaiki diri sampe
akhir hidup nanti. Sekarang aku bisa menyimpulkan bahwa: aku harus menikah. Not because of my mom, my dad, my sister, or
you, but because of myself. Sekali lagi lo udah dewasa, lo yang paling tau
diri lo sendiri, mi.
Oke, ga perlu dijabarin lagi lah ya mengenai
keutamaan-keutamaan menikah, seperti: membawa keberkahan dalam hidup, menyempurnakan
separuh agama, terhindar dari hal yang engga-engga, dsb. Tapi yakin deh, kalo
lo udah ngerasa cape sama semua yang berbau dunia, dan hati lo mulai tergerak
untuk menjadi seorang hamba yang ingin menyempurnakan iman dan ibadahnya, lo
baru bisa bener-bener memahami keutamaan dari menikah. :’)
Jadi, sekali lagi aku harap kamu mengerti posisi dan keadaan
aku saat ini. I won’t beg you to do the
things I expect you to do. I won’t
inspire you to meet me on the bridge. I
just want it to be worked that way. Allah Sang Maha Pengatur, biarlah Dia
yang membuatkan skenario terbaik untuk ini semua. Aku gatau apakah persepsi
kita mengenai hal ini sama atau tidak, tujuan hidup kita sama atau tidak. It has been almost 4 months we know each other,
but still I didn’t find any information about you. Aku butuh keterbukaan
itu. Aku ingin tau cara pandang kamu mengenai jodoh, cara kamu berpikir tentang
pernikahan, dan sudah sejauh mana kamu mempersiapkan hal itu. I need this meaningful conversation, just
flowing that way. Dan, kalau-pun memang semua persepsi tentang hal ini
tidak akan pernah sama, I can be the
first to move back, or leave.
Tetap tenang mi, semuanya harus disikapi dengan sabar, dan
dengan ego se-rendah-rendahnya. Jangan pernah surut untuk berdoa, mi. Allah loves you. Selamat berjuang. :)
@silminasusra
Sun, February 21 2016 (1.50 AM)
No comments:
Post a Comment